Sabtu, 10 Juli 2010

abi yapto

Blog EntryAbi YaptoOct 20, '07 8:28 AM
for everyone

Namanya sering “dijual” anak-anak muda ketika berkelahi di club. Kakeknya adalah seorang patriot sejati, ayahnya seorang yang amat disegani. Tapi ia mengaku punya sejumlah kekecewaan pada Dian Sastro. Siapakah pria yang punya nama lengkap RM Sahid Abishalom Ben I Nugroho Noyosatwiko Soerjosoemarno ini?

Mendengar nama Abi Yapto, orang sering membayangkan sosok Sonny Corleone, putra bos mafia dalam film legendaris The Godfather. Ayahnya, Yapto Soerjosoemarno disegani orang sebagai politisi kawakan yang akrab dengan himpunan pemuda di Tanah Air. Abi disebut-sebut sebagai "penerus gen" ayahnya dengan mewarisi wajah yang tampan dan kisah hidup seperti seorang Yapto muda. Namanya kian akrab terdengar setelah ia berpacaran dengan artis cantik Dian Sastrowardoyo, dan semakin sering dijadikan komoditas berita justru setelah hubungan mereka kandas.

Siapakah Abi Yapto sebenarnya? Benarkah ia seperti yang banyak dirumor-kan di luar? Apakah ia bangga menyandang nama besar ayahnya? Benarkah ia dipersiapkan sebagai pewaris tahta? Bagaimana pandangannya soal kekuasaan? Tidak ketinggalan pula satu pertanyaan yang tak kalah membuat orang penasaran: bagaimana rasanya pacaran dengan seorang Dian Sastro?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tim ME mendapat kesempatan bertandang ke rumahnya di wilayah Ciganjur, Jakarta Selatan. Memasuki rumahnya, kita akan langsung disambut puluhan hewan buas yang telah diawetkan dalam berbagai ekspresi. Dibagian dinding terpajang pula kepala-kepala hewan hutan seperti rusa dan gajah. Abi kemudian memperkenalkan beberapa hewan yang telah di-airkeraskan itu dan nampak hapal bagaimana kejadiannya ketika hewan-hewan buruan itu ditembak. Maklum, dia mewarisi pula kegemaran ayahnya dalam berburu. Berikut petikan wawancara dengan pria kelahiran 1975 ini:

Apa saja kegiatan sehari-hari kamu sekarang ini?

Saya baru bikin kantor di Kemang, bersama teman-teman. Setiap Selasa dan Kamis biasanya jadwal main golf. Kalau malam, setiap Senin dan Kamis biasanya menyempatkan diri main futsal. Kadang-kadang ikut berburu sama papa. Juga ikut membantu kantor oil & gas milik keluarga. Kalau yang production house (ph) itu sekedar bantu teman-teman saja. Nantinya ph itu diarahkan ke sinetron dan film layar lebar.

Bisnis film sedang marak. Sering nonton film Indonesia?

Kadang-kadang. Sebab yang bikin kan teman juga. Jadi, sering datang ke acara gala premiere pemutaran film mereka. Film Indonesia sekarang sudah banyak kemajuan kok.

Sering juga nonton film luar?

Saya sekarang lagi senang nonton film Korea, action dan comedy-action. Baru-baru ini nonton film Korea tentang anak seorang mafia yang cerdik dan lihai, tapi ternyata nggak bisa baca-tulis. Hahaha... Kocak banget.

Bagaimana dengan film-film Hollywood?

Ya, suka juga. Saya suka film-film seperti Brave Heart, 300, ya pokoknya yang bergenre action. Dan juga film-film yang based on true story. Saya suka film-film Al Pacino dan Mel Gibson.

Al Pacino misalnya di film apa?

Film The Godfather, Al Capone, yang seperti itulah.

Bicara soal film The Godfather, banyak orang menyebut kamu sebagai 'Don Corleone nya Indonesia' Bagaimana tanggapan kamu tentang itu?

Nggak lah. Saya sih pada dasarnya senang banyak teman saja. Saya juga nggak tahu kalau sampai ada yang menjuluki seperti itu. Hahaha... Terserahlah pandangan orang seperti apa,yang penting saya nggak seperti itu. Mereka yang bilang seperti itu pasti mereka yang nggak tahu siapa saya aslinya. Kalau teman-teman sekitar saya yang benar-benar mengenal saya pasti nggak akan punya pandangan seperti itu.

Bagaimana cara kamu meluruskan pandangan-pandangan seperti itu?

Sekarang saya sedang berupaya untuk mengumpulkan anak-anak muda yang terhimpun dalam organisasi 234 SC. Dulu, orang selalu menyebut organisasi ini sebagai organisasi anak-anak bandel. Stiker 234 sering disalahgunakan untuk aktivitas yang tidak benar. Makanya sekarang kita sedang bikin semacam persatuan anak-anak muda. Nantinya kita arahkan lebih ke kegiatan olahraga. Semacam sport club dan solidarity community yang setiap sebulan-dua bulan sekali bikin pertandingan olahraga seperti basket dan sepakbola.

Organisasi itu sering disalahgunakan?

Sering lah, padahal itu bukan kita. Biasanya ada orang yang berkelahi,terus bawa-bawa nama saya. Mereka bilang teman saya lah, inilah-itulah.

Jadi, kalau besok-besok ada anak ME yang ribut di club, terus sebut nama kamu, apa boleh?

Hahaha...ya begitulah, kadang-kadang orang suka jual nama orang lain saja. Memang sering saya menghadapi situasi seperti itu. Kalau mereka salah, biasanya saya marahi. Tapi, seringkali yang begitu-begitu justru orang yang tidak terlalu dekat dengan saya. Biasanya anak-anak abg, anak-anak kecil itulah. Kalau teman-teman sendiri sih malah tidak pernah.

Kamu masih sering main ke club? Biasanya ke club mana?

Ya kadang-kadang lah. Terutama kalau lagi entertain tamu untuk kepentingan bisnis. Biasanya kita baru keluar Jumat, kalau ada tamu-tamu dari Singapura, Malaysia, atau Australia. Sekarang sih biasanya ke X2. Ke Embassy sudah tidak pernah, abg melulu di sana. Hahaha... Walaupun teman kita banyak juga yang masih abg. Pokoknya berbaur sajalah.

Orang banyak kenal kamu justru dari nama ayah kamu. Ada perasaan risih?

Saya sih sekarang sudah terbiasa. Dari dulu orang juga sudah melihat saya seperti itu. Mau ngomong apa lagi? Mau ngomong nggak, juga nggak bisa karena kenyataannya memang begitu. Terserah apa kata orang saja. Yang penting kita jalani apa adanya kita, saya sih nggak pernah pusing apa kata orang.

Jadi, tidak ada beban sama sekali?

Gimana ya? Kadang saya harus ekstra hati-hati untuk itu karena harus menjaga nama baik orangtua. Sering juga kita merasa takut berbuat salah, karena nanti takut nama orangtua yang jelek.Yang paling harus dijaga adalah nama baik orangtua. Itu saja yang paling penting. Papa dari kecil selalu mengajarkan kepada saya,"Kamu anak laki, kamu punya tanggung jawab. Kalau salah sama orang harus minta maaf, kalau tidak salah ya tidak usah takut," begitu prinsipnya. Kita nggak akan ganggu orang kecuali kalau kita diganggu. Yang penting harus berani bertanggungjawab. Itu yang diajarkan papa dari kecil.

Lebih banyak diuntungkan atau dirugikan berada di bawah nama orangtua?

Sering juga menguntungkan karena orang tahu siapa ayah saya. Misalnya kalau saya ada kunjungan ke daerah, kita selalu disambut baik sama orang-orang PP di sana. Tapi, walaupun begitu saya dan saudara-saudara saya juga selalu berusaha untuk tidak berada di bawah bayang-bayang orangtua. Seperti bisnis yang saya jalani misalnya, ini murni jerih payah saya sendiri.

Sebagian anak orang tenar cenderung suka dengan nama besar orangtuanya, tapi Sebagian lagi justru merasa ingin menghindar. Kamu termasuk yang mana?

Saya sih termasuk orang yang nggak suka bawa-bawa nama orang tua. Karena lebih ada beban jika terjadi apa-apa. Kalau kita berlaku salah sedikit, nama orang tua ikut jelek. Kasihan mereka. Saya sih sebenarnya lebih senang berdiri sendiri. Kalau bisa, saya lebih senang orang melihat saya bukan sebagai anaknya Yapto.

Bagaimana upaya kamu membangun emporium kamu sendiri?

Ya begitu, saya berusaha membuat perkumpulan anak-anak muda agar mereka melakukan kegiatan yang positif seperti olahraga. Supaya mereka tidak terjerumus ke dalam kegiatan yang merugikan semacam narkoba. Dengan cara itu saya berharap orang akan melihat saya secara utuh pribadi saya, bukan melihat siapa orangtua saya.

Apakah kamu juga terlibat kegiatan di Pemuda Pancasila?

Sebenarnya yang lebih aktif di situ justru adik saya. Saya bantu juga sih, tapi saya tidak punya jabatan struktural di sana. Yang kebetulan duduk di situ adik saya, dia juga ikut mengurus Partai Patriot. Kalau saya di partai tidak ada jabatan sama sekali.

Kenapa?Tidak tertarik terjun ke dunia politik?

Belum. Hahaha... Kelihatannya saya nggak akan terjun ke dunia politik. Mungkin bantu-bantu saja, support dari belakang. Itu sajalah yang penting. Saya lebih senang mengumpulkan anak-anak muda saja, untuk solidaritas community. Tidak tertarik untuk masuk ke politik yang serius.

Kabarnya, kamu dipersiapkan sebagai penerus tampuk kekuasaan ayah kamu. Betul begitu?

Untuk bisnis? Nggak jugalah. Kita jalan bareng-bareng di sini. Misalnya untuk perusahaan keluarga yang bergerak di bidang oil & gas itu justru kakak ipar saya yang lebih berperan. Sementara saya lebih sibuk menjalankan bisnis yang saya bangun sendiri.

Misalnya ada masalah di dalam bisnis keluarga, siapa orang yang paling didengarkan?

Biasanya sih dicari kesepakatan saja di antara kita bertiga. Tidak ada yang terlalu dominan. Kita lebih menyerahkan kepada yang ahli di bidangnya masing-masing. Misalnya untuk bisnis oil, kami lebih mempercayakan kepada kakak ipar saja, karena memang dia yang lebih mengerti.

Abi kecil adalah seorang yang tidak bisa betah di rumah. Selain ikut ayahnya berburu, ia lebih sering membuat kemah di luar rumah dan tidur di sana. Putra pasangan Yapto Soelistyo Soerjosoemarno dan Retno Suciati E.U. ini mengaku amat segan pada sosok ayahnya. Meski begitu, jika sedang tidak akur, mereka bisa bermain golf berdua tanpa bicara sama sekali. Dari garis ayah, neneknya adalah seorang wanita Yahudi-Belanda, dan kakeknya adalah seorang trah Mangkunegaran yang membuat dia masih terhitung sebagai turunan ningrat. Anak kedua dari tiga bersaudara ini terbilang ramah meski nampak ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Dia membawa kami ke kamar pribadinya, suatu hal yang membuktikan karakternya yang terbuka. Kamar itu nampak seperti kamar anak muda lainnya kecuali sebuah televisi home theatre dan selusin pedang-samurai yang terpasang di atas sebuah meja. Tidak ada hiasan foto wanita, hanya deretan sepatu tangguh yang nampaknya sering digunakan untuk berburu.

Kamu kelihatan paling menonjol dibanding saudara-saudara kamu yang lain. Kenapa bisa sampai begitu?

Kalau adik saya itu orangnya lebih kalem, lebih sering di rumah, jadijarang muncul. Kalau saya justru sebaliknya, jarang di rumah. Hahaha... Dari kecil lebih banyak main di jalan, nggak pulang-pulang. Dari SD sampai SMA lebih sering tidur di pinggir jalan bersama teman-teman yang bekerja sebagai tukang koran. Dari kecil saya biasa begadang sama teman-teman. Tapi papa nggak marah. Buat dia, yang penting saya bertanggungjawab. Setiap pulang sekolah boleh main, tapi kalau sudah waktunya sekolah harus tanggungjawab pada urusan sekolah.

Bagaimana cara ayah kamu mendidik di waktu kecil?

Kalau papa sih termasuk tipe yang santai, rileks, tidak suka ngatur,dan hampir tidak pernah marah. Tapi, sekali dia ngomong, kita pasti sudah langsung nurut. Lagipula kan waktu kita masih kecil-kecil papa termasuk jarang di Jakarta,dia lebih suka berburu ke luar kota. Dia membebaskan saya bergaul dengan kalangan mana saja. Mau tidur di pinggir jalan juga tidak apa-apa, yang penting tanggung jawab. Sewaktu beranjak besar, dia tetap tidak pernah marah waktu tahu saya bertato atau suka minum. Asal jangan narkoba saja, pasti bisa dibunuh. Hahaha...

Umur berapa pertamakali punya tato?

Umur 12 tahun. Tapi papa waktu itu belum tahu. Dia barn tahu setelah saya lulus kuliah. Hehe...

Kamu sengaja menyembunyikan tato supaya ayah kamu nggak marah?

Bukan begitu, cuma nggak enak saja. Saya segan dan sangat respect terhadap papa. Misalnya urusan merokok saja, saya baru benar-benar bisa nyaman merokok di depan papa baru sekitar 3-4 tahun ini. Nggak enak saja.

Kamu lebih banyak berteman dengan kalangan mana?

Saya lebih banyak bergaul dengan teman-teman dari kalangan menengah ke bawah. Karena saya merasa mereka lebih menghargai saya seperti apa adanya saya. Mereka ini biasanya lebih loyal, lebih setia kawan. Kalau yang menengah ke atas biasanya cuma say hi saja, tidak pernah yang jalan bareng. Nggak pernah terlalu enjoy kalau jalan bareng mereka.

Selain segi positifnya, orang sering menyoroti nama ayah dari sisi negatifnya. Sebagai generasi penerus, apa upaya kamu untuk menghapus kesan semacam ini?

Seperti yang saya katakan tadi, selalu berbuat yang positif. Sebenarnya, apa yang dilakukan papa itu normal-normal saja seperti orang biasa. Tapi apa yang dibicarakan orang di belakang kan bisa lain. Misalnya, ada hal yang sebenarnya tidak dilakukan sama papa, tapi orang bawa-bawa nama papa. Seperti itulah yang juga sering saya alami sekarang. Setiap ada yang berantem, bilang 'temennya Abi'. Pernah juga ada orang mau berkelahi sama saya terus bilang, 'gue bilangin Abi lu, gue temennya Abi'. Kadang saya suka ketawa kalau menghadapi kejadian seperti itu.

Kamu sering disebut sebagai "penerus gen" ayah kamu. Apa pendapat kamu?

Nah, nggak tahu tuh. Mungkin karena saya juga sering main dijalan seperti papa dulu. Saya banyak kenal orang, jagoan-jagoan mungkin bisa dibilang teman kita juga. Tapi cara pandang orang kan bisa beda melihat itu. Misalnya, karena kita berteman dengan mereka, kita dibilang penjahat. Padahal belum tentu kan? Saya kan sekedar berteman baik saja dengan mereka. Saya lebih sering bertindak sebagai penengah, seperti papa muda. Setiapkali ada yang berantem, kita yang melerai. Karena, sana kenal-sini kenal. Daripada berantem, lebih baik jadi teman. Seperti itulah. Tapi cara pandang orang kan berbeda.

Kamu merasa punya banyak persamaan dengan ayah kamu?

Semua orang rata-rata memang bilang begitu, termasuk mama saya sendiri. Mungkin karena sejak kecil hobinya juga sama dengan papa seperti berburu dan mancing, orang jadi sering menyamakan saya dengan papa. Dari umur 3 tahun saya sudah diajak papa ikut berburu ke hutan. Dari umur 5 tahun saya sudah dikasih senjata, diajari nembak.

Senjata apa yang pertamakali kamu pakai?

Waktu itu awalnya senapan laras panjang seperti senapan angin, kaliber 22, jangle, 270, dan terus naik ke kaliber yang lebih besar. Mulai dari menembak binatang-binatang yang kecil sampai babi hutan. Terakhir, waktu kerusuhan tahun 1998,saya ikut papa berburu ke Afrika. Saat itu saya sudah bisa menembak buaya besar dan Harimau. Senang saja bisa ikut berburu dan berhasil menembak binatang sebesar dan sebuas itu. Sekarang saya suka pakai 308, yang biasa digunakan sniper.

Ada pengalaman menegangkan selama berburu?

Tegang juga waktu di Afrika itu. Kita cuma ditinggal di hutan di dalam kemah selama 25 hari. Di tempat seperti itu, senapan nggak boleh lepas dari genggaman. Karena di hutan itu kan berkeliaran binatang buas seperti leopard dan harimau yang raungnya bisa terdengar dari kejauhan. Untungnya sejauh ini belum pernah ada pengalaman yang lebih parah seperti terluka oleh binatang buas. Karena kita kan diajarkan juga teknik menembak disana. Tidak semua hewan boleh ditembak. Misalnya, tidak boleh menembak hewan betina dan anak-anak. Atau, tidak diperkenankan menembak di malam hari karena terlalu mudah untuk menembak hewan di malam hari. Meski begitu senjata harus tetap berada dalam jangkauan kita. Di hutan, senjata itu seperti istri kedua.

Kalau di luar hutan?

Maksudnya?

Misalnya kalau kamu berada di kota, senjata masih jadi istri kedua?

Hahaha...nggak lah kalau yang begitu-begitu. Senjata itu kan bukan untuk pamer. Orang harus mengerti bagaimana cara merawat senjata sebelum bisa menggunakannya. Kalau di kota, saya juga biasa latihan menggunakan pistol untuk kegiatan combat. Kita kan punya senjata juga di Perbakin setiapkali latihan menembak.

Nggak perlu surat izin untuk itu?

Kalau itu nggak perlu surat izin karena senjata selalu kita kembalikan ke loker setiapkali selesai menggunakannya. Jadi, senjata dan peluru kita simpan di loker. Kalau latihan kita ambil, terus kita kembalikan lagi ke tempatnya setelah selesai latihan. Banyak orang yang mengantongi izin malah tidak mengerti bagaimana cara merawat senjata. Kan banyak sekarang direktur perusahaan, atau di kalangan pejabat tertentu yang dipersenjatai. Apalagi anak-anak muda, yang berantem sedikit langsung ambil senjata. Mereka nggaktahu cara merawatnya, yang penting gagah saja bisa bawa senjata kemana-mana.

Apa pistol favorit kamu?

Saya sekarang senang memakai springheld dan satu pistol yang biasa digunakan kalangan militer. Enak saja dipakai untuk latihan, grip-nya dan pegangannya itu lebih enak.

Boleh lihat koleksi pistol kamu?

Saya nggak simpan senjata di rumah. Seperti yang saya bilang tadi, semua saya simpan di loker begitu selesai latihan. Kalau di rumah, saya banyak koleksi pisau untuk berburu. Kalau mau lihat, silahkan nanti kita naik ke atas (lantai keluarga-red.). Kalau senjata, semua disimpan di Perbakin.

Bicara soal senjata sebagai istri kedua, sepertinya kamu nggak bisa menghindari pertanyaan yang satu ini: bagaimana pendapat kamu tentang Dian Sastro?

Gimana ya? Saya kenal dia sudah sejak kecil, jadi dia sudah seperti adik saya sendiri. Dulu dia sering minta saya antar kemana-mana. Kalau dia mau pacaran, saya yang menemani. Tadinya saya nggak mau pacaran sama dia. Pertama karena dia sudah saya anggap seperti adik saya sendiri, dan kedua karena dia bukan tipe saya. Tapi pihak keluarga kemudian menyarankan saya agar mencoba menjalin hubungan serius. Ternyata, hubungannya jadi berantakan kan? Kejadian seperti ini sebenarnya yang saya khawatirkan sejak awal.

Sampai sekarang hubungan kamu dengan Dian bagaimana?

Ya begitu-begitu sajalah. Memang masih kurang baik. Paling kalau ketemu di event apa, saya cuma say hello. Saya nggak peduli lah, yang penting hubungan saya dengan keluarganya tetap baik. Jangan Sampai hanya karena seorang Dian, hubungan saya dengan keluarganya yang sudah terjalin baik sejak dulu jadi rusak. Itu yang paling saya jaga.

Ini titipan pertanyaan dari banyak cowok: bagaimana sih rasanya pacaran dengan Dian Sastro?

Biasa sajalah, seperti pacaran dengan cewek-cewek lainnya. Nggak ada yang spesial. Buat orang lain mungkin akan jadi spesial. Tapi karena saya sudah kenal dia sejak kecil, sudah tahu asam-pahitnya Dian, jadi biasa sajalah. Dia sebenarnya cukup perhatian. Tapi kalau sudah nggak cocok ya, mau diapakan lagi?

Tadi kamu bilang, sebenarnya Dian itu bukan tipe kamu?

Saya sebenarnya lebih suka yang indo. Tipe saya itu cewek-cewek campuran, atau sekalian bule. Pacar saya yang sebelumnya seorang wanita turunan Belanda. Lama saya pacaran dengan dia.

Orang pasti membayangkan kamu mudah sekali pacaran dengan cewek yang kamu suka. Kalau boleh tahu, Dian Sastro itu pacar kamu yang ke berapa?

Kelima atau keenam. Saya bukan tipe yang sering gonta-ganti pacar. Kalau pacaran, saya cenderung serius. Makanya masa pacaran saya selalu lama. Cuma sama Dian yang paling sebentar, 3 tahun. Dengan pacar-pacar sebelumnya lebih lama dari itu. Sekarang saya sedang menjomblo.

Dalam keadaan jomblo, kalau misalnya kamu ketemu wanita yang kamu suka di suatu tempat, apa yang akan kamu lakukan?

Kalau saya nggak kenal,ya terpaksa saya cuma bisa pandangi dia saja. Kalau ada teman yang kenal sama cewek itu, ya saya minta tolong teman untuk kenalin cewek itu ke saya. Hahaha... Saya tipe yang nggak terlalu gampang dekat dengan perempuan. Bisa dibilang saya tipe yang kalem, nggak terlalu agresif.

Sekarang, apa makna kekuasaan buat kamu?

Saya nggak suka mengartikan kekuasaan sebagai power yang membuat orang merasa berada di bawah kita. Saya lebih senang memaknai kekuasaan sebagai banyak teman. Kan enak kalau kemana-mana kita selalu punya teman. Menurut saya itu bentuk kekuasaan juga, tapi orang tidak memandangnya dengan takjub apalagi jadi takut. Punya banyak teman itu saya rasa sudah lebih dari kekuasaan.

Bagaimana dengan rencana kamu kedepan? Apa kamu punya agenda sendiri dalam hidup kamu?

Kalau saya sih, hidup pas-pasan saja sudah senang. Gol saya sekarang ini lebih untuk menolong teman-teman. Kalau teman saya bisa bertahan hidup, itu kesenangan tersendiri bust saya. Kalau untuk saya sendiri sih rasanya sudah cukup. Asal saya bisa makan dan tidur, sudah cukup buat saya. Tinggal bagaimana teman-teman saya, apakah mereka juga bisa seperti itu? Bagaimana agar mereka memiliki pekerjaan dan bisa bertahan hidup dengan pekerjaannya itu? Itu saja perjuangan saya sekarang.

Sumber: Male Emporium

2 komentar:

  1. Merkur Progress DE Safety Razor - DACCASINO
    Merkur Progress DE Safety Razor. Merkur is deccasino the go-to DE 1xbet korean safety razor for beginners. The Merkur Progress 인카지노 is the ideal safety razor for all levels of beard development.

    BalasHapus